Kalo demikian kenyataannya, benar kata si Mamat anak Metropolitan, “Buat apa harus bersusah payah sekolah? Kalau cuma bikin otak pusing tujuh kelililng serta dompet orang tua selalu kering. Toh sekolah ujung-ujungnya buat nyari kerja juga.” Enakan langsung aja jadi preman, gak perlu keluar biaya tetapi bisa selalu gaya dan bisa cepet kaya, karena biarpun kerjanya cuma petantang petenteng nongkrongin tanah orang tapi duit bisa ngalir bak lancarnya saluran air. Dan hebatnya lagi begitu duit sudah ngalir, tinggal nongolin muka sebentar ke toko si encing yg nyewain jas ama dasi, trus mampir ke salon si Jesi buat poles penampilan biar kelihatan necis dikit, begitu keluar dari salon jabatan preman kampoeng alias calo tanah tadi langsung ditanggalkan berganti dengan jabatan yang lebih modern dan berkelas yaitu BROKER PROPERTY. Wuizzzz… ada yang lebih keren dari itu?!
Yap itulah sedikit kesan pertama yang mungkin bukan dialami oleh orang bodoh seperti saya saja, tetapi bisa jadi kesan pertama yang tersimpan di benak kebanyakan masyarakat di sekitar kita yang masih awam tentang seluk beluk dunia bisnis property. Profesi Broker masih dianggap sebagai ganjalan suatu proses jual beli, karena adanya keharusan mengeluarkan secuil komisi, padahal tanpa profesi tersebut, apa mungkin seorang penjual tanah bisa dengan mudahnya mendapatkan calon pembeli yang cocok? begitu pula sebaliknya apa mungkin seorang pembeli yang berada di dunia antah berantah bisa berhubungan dengan seorang penjual yang keberadaaan sehari-harinya nyungsep di satu kampung bau lisung yang sama sekali belum terjamah oleh aroma oli dan bensin?
Dari penjabaran kesan negatif di atas, sekarang timbul pertanyaan.
Benarkah semudah itu untuk bisa menjadi broker properti?
Benarkah broker itu sama dengan calo?
Dalam banyak kasus dunia per-broker-an tidak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari kita. Dalam hal percintaan terkadang muncul juga broker yang umum kita kenal dengan istilah makelar cinta atau dalam bahasa gaulnya biasa disebut ‘mak comblang’. Tugasnya sebagai perantara atau katalisator. Dalam ilmu kimia, katalisator diperlukan bila ingin melarutkan dua zat yang sulit menyatu, dengan adanya katalisator maka zat tersebut akhirnya dapat menyatu.
Dalam dunia percintaan ‘Mak comblang’ ini berfungsi sama seperti itu. Dialah yang aktif berperan untuk bisa menyatukan dua orang yang sedang jatuh cinta agar dapat bersatu. Dan bila pada akhirnya kedua orang yang sedang jatuh cinta ini bisa ‘jadian’ etika-nya sih ada komisi, biasanya bentuk traktir makan sebagai ungkapan rasa syukur atau wujud dari rasa terima kasih.
Ok, sekarang kita masuk ke dunia property. Di dalam dunia property, pada dasarnya fungsi broker tidak jauh beda dengan fungsi broker pada dua kasus di atas, seorang broker property memiliki peran untuk menegosiasikan penjualan properti antara penjual dan pembeli dengan imbalan komisi tertentu yang sebelumnya telah disepakati bersama.
Kalo begitu apa bedanya broker dengan calo?
Pada prinsipnya fungsi broker atau makelar atau calo itu sama saja yaitu sebagai perantara. Pada proses kerjanya, pada banyak kasus biasanya seorang calo tugasnya mencari pembeli atau penjual tanah, menghubungkan keduanya, mendapatkan komisi dan lalu pergi.
Sebagai broker professional dalam kasus ini seperti yang tergabung di dalam
Ada keahlian lagi yang diperlukan oleh seorang broker property profesiona yakni kemampuan sosial atau human skill, interpersonal skill, komunikasi yang jelas dan baik, mampu membangun kepercayaan (trust) terhadap klien. Job broker ini berhubungan dengan orang-orang maka people skillsangat diperlukan, tidak ada salahnya memulai membaca buku tentang relationship dan personality. Selain itu memiliki kemampuan penjualan (selling skill) iyang harus terus menerus kita kembangkan. Kreatifitas kita dalam memasarkan dan menjual unit property suatu hal yang mutlak.
Satu hal lagi yakni sedikit punya pengetahuan dibidang legal dan hukum, yaitu membuat suatu perjanjian kerja sama, agar aman setiap perjanjian kerja sama sebaiknya dilakukan secara tertulis untuk menghindari pemilik yang tidak mau membayar komisi. Kita pun harus familiar dengan surat-surat seperti akta tanah, sertifikat tanah, jangan sampai misalnya kita menemukan masalah menjual tanah yang sedang bersengketa, adanya teman dibidang tersebut membantu kita dalam mencari solusi-solusi. Misalnya pada notaris, pejabat pembuat akta tanah ataupun didepatemen pertanahan.
Pengetahuan tentang arah perkembangan suatu daerah yang lazim disebut perencanaan tata kota harus dimengerti. Daerah mana yang akan berkembang sebagai daerah bisnis, dimana daerah yang prioritas pemukiman, daerah mana yang akan berkembang misalnya saja akan dibangun suatu pusat pendidikan haruslah kita ketahui. Naik turunnya nilai property sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disebutkan tadi.
Bila tertarik untuk berkecimpung dibidang bisnis broker property ada baiknya bergabung dahulu disalah satu agen property yang sudah maju dalam system, seperti
Bekerja sebagai broker property memang sepertinya gampang dan menyenangkan. Tapi seperti juga pekerjaan-pekerjaan lainnya, profesi ini juga menuntut kita untuk tetap bekerja keras dan berdisiplin tinggi. Terlebih mengingat penghasilan yang di dapat bukan penghasilan tetap yang berupa gaji bulanan atau mingguan tapi berupa komisi atas penjualan yang telah berhasil dilakukan, semakin banyak penjualan yang dilakukan maka akan semakin tinggi pula komisi yang diperoleh, dengan kata lain kalau ingin cepat kaya ya harus giat bekerja.
No comments:
Post a Comment